Pasar Budaya UPI 2015: Lebih Dekat dengan Keberagaman


Indonesia adalah suatu negara yang memiliki gugusan pulau. Dengan demikian, maka Indonesia merupakan negara yang paling beragam akan suku, bahasa dan budaya yang menjadikan suatu kebanggaan bagi bangsa Indonesia. Meskipun Indonesia mempunyai keberagaman akan budaya, tetapi Indonesia tetap satu dengan melalui nilai-nilai “Bhineka Tunggal Ika” yang mempunyai arti berbeda-beda tetapi tetap satu.



Dengan adanya kebeagaman budaya Indonesia, banyak dari berbagai kalangan masyarakat untuk melestarikan atau memamerkan budaya Indonesia dengan berbagai cara. Salah satu dari kalangan pendidikan yaitu Universitas Pendidikan Indonesia mengadakan kegiatan mengenai budaya Indonesia yaitu Pasar Budaya UPI 2015.

Pasar Budaya UPI 2015 merupakan suatu wadah bertemunya para pelaku kearifan lokal dengan mahasiswa calon pendidik bangsa untuk saling berbagi pengalaman dan pengetahuan untuk membentuk karakter gotong royong bangsa. Pasar Budaya UPI 2015 dilaksanakan pada tanggal 11 s.d. 13 Mei 2015 yang bertempat di Gedung Gymnasium dan berlangsung dari pukul 08.00 s.d. 17.00 WIB. Kegiatan Pasar Budaya UPI 2015 menyediakan tiga puluh jenis store produk kebudayaan yang didampingi oleh pelaku budaya sehingga mahasiswa lebih mengenal produk budaya yang ada. Pada kegiatan Pasar Budaya UPI 2015 melibatkan mahasiswa sekitar 7500 orang dari program kependidikan angkatan 2013 dan 2014 yang berasal dari 8 fakultas dan terdiri dari 44 program studi yang masing-masing program studi mempunyai jadwal kunjungan tersendiri.

Program studi Ilmu Pendidikan Agama Islam khususnya angkatan 2014, diberikan jadwal oleh panitia pada hari Rabu tanggal 13 Mei 2015 pukul 09.30 s.d. 12.00 WIB. Saya bersama teman-teman satu program studi datang pukul 09.00 dan sesampainya di tempat kami langsung duduk di sebuah tenda yang berwarna merah dimana tempat itu adalah tempat untuk menunggu pra-registrasi. Setelah kami menunggu sekitar 30 menit, akhirnya kami diajak panitia untuk registrasi dan menunggu di tempat tunggu registrasi. Ketika registrasi, kami diberi gelang yang berwarna dan saya kebagian warna biru, itu menunjukan pengelompokan sesuai dengan warna yang dipegang.

Setelah beberapa menit kami menunggu, kami masuk dan diajak panitia langsung menuju ruang video. Ruang video adalah suatu ruangan yang berisikan media untuk melihat tayangan yang berisi mengenai Pasar Budaya UPI 2015, alur kunjungan dan diakhiri dengan aturan-aturan yang harus dipatuhi peserta selama kunjungan berlangsung. Adapun peraturan-peraturan yang ada di pasar budaya ini, yaitu: (1) Kita tidak boleh memisahkan diri dari kelompok tanpa sepengetahuan usher. (2) tidak boleh melakukan tindakan yang merusak properti pasar budaya. (3) tidak boleh melakukan tindakan diluar instruksi usher. (4) tidak boleh melakukan tindakan yang menyebabkan kerusuhan.

Kemudian kami diajak panitia mengunjungi beberapa stall. Kelompok saya adalah kelompok biru yang mengunjungi hanya stall jamu tradisional dan pakaian adat pepaduan Lampung. Stall yang pertama kami kunjungi adalah stall Jamu tradisional.

Stall jamu tradisional ini, dilibatkan pada Pasar Budaya UPI karena jamu tradisional adalah warisan budaya leluhur yang sampai saat ni masih ada dan melekat khususnya ditanah Jawa. Jamu tradisional muncul pertama kali di Solo tepatnya di Wonogiri provinsi Jawa Tengah. Stall jamu tradisional di Pasar Budaya diisi oleh Ibu Mulyani. Ibu Mulyani adalah salah satu tokoh budaya yang asli dari Wonogiri. Beliau seorang tukang jamu yang bersikeras untuk melestarikan akan budaya jamu tradisional. Pada saat kami mengunjungi stall jamu tradisional, kami diberikan pengetahuan seputar asal-usul jamu dan berbagai khasiat yang terkandung dalam jamu. Selain itu juga, kami diberi kesempatan untuk mengolah jamu tradisional. Bahan yang kami gunakan yaitu beras kencur. Setelah kami mencoba untuk mengolah, kemudian kami mencoba minum jamu yang sudah jadi.

Nilai-nilai yang terkandung pada jamu tradisional adalah kesabaran dan kesetiaan. Kesabaran merupakan suatu sifat dalam diri manusia untuk senantiasa menunggu suatu karya yang akan dihasilkan. Begitu pula jamu, dalam mengolah jamu tidak semudah menggoreng telur ayam yang tinggal kita masukan ke dalam wajan, tetapi harus dengan kesabaran untuk menghasilkan jamu yang baik dan menjaga khasiat yang terkandung dalam rempah-rempah tersebut. Nilai yang kedua adalah nilai kesetiaan, dimana orang-orang sekarang ini, banyak yang mengkonsumsi obat kimia, ini menunjukan bahwa Ibu Mulyani sudah mempunyai rasa kesetiannya terhadap jamu tradisional. Yang terpeting jamu tradisional ini tidak hilang bergitu saja, tetapi harus ada perlakuan khusus dalam melestarikan budaya yang satu ini.

Stall yang kedua adalah stall pakaian adat pepaduan Lampung. Pakaian adat pepaduan Lampung mrupakan salah satu budaya yang terdapat di Lmapung. Kak Mona mahasiswa Sastra Bahasa Inggris UPI yang berasal dari Lampung menjelaskan secara jelas mengenai pakaian yang ia kenakan.

Perhiasan kepala yaitu siger (sigor) ini adalah mahkota yang dipakai di kepala pengantin wanita yang melambangkan keagungan adat budaya dan tingkat kehidupan terhormat. Siger suku masyarakat lampung pepaduan meruji-ruji 9, bagian depan dan belakang sama. Peneken adalah perhiasan yang dikenakan melingkar sepanjang dahi sebelum memakai siger, peneken ini terbuat dari kain beludru berwarna merah berbentuk persegi panjang, bagian depan peneken ini ditempel berbagai hiasan dari kuningan dan pemata. Subang/Sesumping atau yang sering kita sebut anting. Dilanjut ke perhiasan leher dan dada yaitu kalung papanjar, kalung papanjar adalah kalung bagian depan menyerupai lempengan siger kecil yang disusun ke bawah dan berjumlah tiga buah dengan ukuran yang berbeda. Selempang pinang yaitu sejenis kalung panjang yang digantungkan melintang dari bahu kanan ke pinggang kiri. Bebe adalah kain penutup dada agar terlihat lebih sopan. Yang selanjutnya adalah perhiasan lengan dan tangan, perhiasan ini sejenis perhiasan yang umumnya dikenakan pada bagian lengan atas, siku, dan pergelangan tangan, diantaranya adalah gelang burung, gelang ini berbentuk gelang pipih bagian atasnya sedikit lebih lebar dan ditempel kuningan bebentuk burung sedang terbang. Gelang Kano dan Gelang Tuwi.

Nilai-nilai yang terkadung pada pakaan adat pepaduan Lampung adalah kesetiaan, kesabaran dan kasih sayang. Kesetiaan menunjukan bahwa banyak orang yang tidak mengetahui keberadaan budaya ini, dikarenakan kurang setia dalam buday tersebut, maka Kak Mona salah satu tokoh yang setia akan budaya pakaian adat pepaduan Lampung. Kesabaran dalam memakai pakaian adat pepaduan Lampung ini harus sabar karena memiliki kesulitan dalam mengenakannya. Kasih sayang terhadap budaya merupakan hal yang tidak mudah, demi terjaganya budaya maka perlu menanamkan rasa kasih sayang terhadap budaya.

Setelah kami mengunjungi 2 stall yang wajib dikunjungi, kemudian kami diarahkan untuk mengelilingi stall yang lainnya. Sebagian ada yang meng-upload berupa fot tentang pasar budaya dan sebagian orang mengisi kuisioner. Tepat pukul 11.40 WIB, kami arahakan untuk keluar dari area pasar budaya dan tidak boleh mengelilingi stall-stall yang ada di area pasar budaya dikarenakan mengganggu peserta lain ketika berlangsungnnya workshop di setiap stall.

Penulis:
Rijki Ramdani
Mahasiswa Ilmu Pendidikan Agama Islam
Universitas Pendidikan Indonesia - Kota Bandung

No comments:

Post a Comment