Terjemahan Bahasa Indonesia "PHILOSOPHICAL THOUGHT IN ISLAM" (Lanjutan 2)


Tren filsafat Muslim

Perkembangan filsafat Islam selama periode Abbasiyah harus dilihat dalam terang berikut: (1) konflik sektarian yang berkembang setelah lewat Nabi dan melihat perpecahan di masyarakat Muslim yang putus ke Syi'ah, Khariji dan mayoritas faksi Sunni atas pertanyaan kepemimpinan yang sah; (2) pengembangan disiplin ilmu hukum, studi Alquran dan teologi; (3) argumen teologis antara kaum tradisi dan Qadaris, dan munculnya sekolah teologi Mu'tazilah yang digunakan alat dialektis Yunani; dan (4) pendirian lembaga Rumah Kebijaksanaan (Bayt al-Hikma), di Baghdad, yang disediakan untuk kegiatan ilmiah termasuk terjemahan teks-teks Yunani.

Filsafat memasuki bagian barat dunia Muslim (di Spanyol dan Afrika Utara) setelah abad ketiga / kesembilan. Namun, tidak sampai bunga kelima / kesebelas dan keenam / kedua belas abad setelah karya-karya pemikir Timur seperti al-Farabi (dikenal di Eropa sebagai Alfarabi) (d. 339/950), Ibnu Sina (Avicenna) (d. 429/1037) dan al-Ghazali (Algazel) (d. 505/1111) menjadi tersedia untuk Muslim yang tinggal di Spanyol dan Afrika Utara. Tokoh barat utama termasuk Ibnu Bajja (Avempace) (d. 533/1138), Ibnu Tufail (Abubacer) (d. 581/1185) dan Ibn Rusyd (Averroes) (d. 595/1198), yang memberikan pertahanan semangat filsafat dalam bantahan tentang al-Ghazali Tahafut al-Falasifa (Tahafut al-Falasifa).

Filsafat Islam Barat memiliki pengaruh besar pada para pemikir di abad pertengahan Kristen (dan Yahudi) Eropa, serta dunia Islam timur, dengan ekspor tulisan-tulisan filsuf seperti Ibnu Bajja, Ibnu Tufail dan Ibn Rusyd. Namun, perkembangan baru dalam sejarah filsafat Islam terjadi dengan kebangkitan tradisionalisme seperti yang ditemukan dalam karya-karya tokoh-tokoh seperti Ibn Taymiyyah (w. 728/1328) dan sintesis mistisisme dengan filsafat. Sementara dampak dari tradisionalisme pada filsafat menghancurkan (dalam Islam Sunni), dari keenam abad kedua belas / jenis baru filsafat menganut mistik dapat dilihat pada munculnya Hikmah (kebijaksanaan), khususnya dalam dunia Syi'ah. Shihab al-Din al-Suhrawardi (w. 587/1191) mendirikan illuminationist (ishraq) sekolah teosofi.


Mir Damad (w. 1041/1631) dihidupkan kembali filsafat Ibnu Sina, memberikan karakter ishraqi Syi'ah. Mulla Sadra (d. 1050/1640) wahyu diselaraskan, demonstrasi rasional dan gnosis (irfan). Filosofi baru menyebar ke benua India dan tokoh-tokoh dipengaruhi seperti Shah Wali Allah (d. 1176/1762)

2 comments: